JIKA ANDA INGIN MELIHAT LEBIH LENGKAP ANDA HARUS MENUNJUNGI BLIG INI....

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 23 September 2013

Dampak Positif dan Negatif dari Televisi


Televisi adalah sebuah media telekomunikasi yang terkenal dengan berfungsi sebagai penerima siaran gambar yang bergerak beserta dengan suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun yang berwarna. Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele (τῆλε, "jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan.”

Adapun terdapat dampak yang ada di televisi bagi pelajar diantaranya dampak positif dan negatif televisi yaitu sebagai berikut :




tv_warna
TV WARNA




tv hitam putih
TV HITAM-PUTIH


Dampak Positif Televisi :




  1. Anda bisa menyegarkan pikiran dengan menyaksikan beragam tayangan hiburan dari stasiun televisi, mulai dari film, kuis, sinetron dan acara-acara hiburan lainnya. Dengan menonton televisi anda dapat menghilangkan kepenatan anda sehingga tidak mudah stress. 

  2. Televisi umumnya selalu up to date dalam hal penyajian berita, sehingga anda pun menjadi banyak tahu tentang informasi-informasi dan berita terkini yang sedang terjadi di mana saja, wawasan anda pun bertambah luas dan tidak ketinggalan informasi.

  3. Televisi banyak juga menyajikan acara-acara yang berhubungan dengan pendidikan, hal ini tentu bagus dan sangat berguna bagi pengetahuan dan wawasan para pelajar. 

  4. Televisi banyak menampilkan tokoh-tokoh yang memiliki pengaruh dalam dunia pendidikan, dunia usaha, hiburan, dan lainnya. Sehingga figur-figur tersebut dapat memicu kita untuk mencontoh kesuksesan mereka.







Dampak Negatif Televisi:






  1. Televisi dapat membuat anda lupa waktu, bahkan malas untuk mengerjakan hal-hal lain selain menonton televisi. Tentunya hal ini sangat buruk dampaknya bagi para pelajar, karena dapat menyebabkan para pelajar menjadi lupa akan kewajiban utamanya yaitu belajar.

  2. Televisi mampu meningkatkan daya konsumtif masyarakat, karena di televisi banyak sekali iklan-iklan yang dibuat semenarik mungkin untuk menarik penonton agar menjadi konsumen dari produknya. Sehingga banyak anak kecil hingga orang dewasa yang menjadi korban iklan

  3. Televisi banyak menyajikan acara-acara yang tidak mendidik, seperti film-film yang banyak adegan kekerasannya, berita kriminal, serta adegan-adegan lain yang tidak patut ditonton oleh anak-anak. Hal ini tentu sangat mempengaruhi kejiwaan seorang anak, mereka bisa saja meniru adegan kekerasan, tindak kriminal, serta adegan-adegan lainnya yang mereka tonton di televisi.

  4. Menonton televisi terus menerus tidak hanya membuat anda malas melakukan pekerjaan lain, tetapi juga dapat merusak kesehatan anda, terutama mata. Mata anda memerlukan istirahat yang cukup dan tidak menonton televisi terlalu lama.

  5. Badan anda menjadi lemah dan lemas karena biasanya hanya duduk dan tidur-tiduran menonton televisi, anda menjadi tidak terbiasa bekerja berat, hal ini tentu sangat tidak baik untuk kesehatan tubuh anda.

  6. Anak menjadi pasif dan tidak kreatif. Mereka kurang beraktivitas, tetapi hanya duduk di depan Televisi, dan melihat apa yang ada di Televisi. Anak menjadi pasif baik secara fisik maupun mental, karena memang orang yang menonton Televisi tidak perlu berbuat apa-apa, hanya duduk, mendengar dan melihat apa yang ada di Televisi. Oleh karena itu kemampuan berpikir dan kreatifitas anak menjadi tidak terasah, karena ia tidak perlu lagi membayangkan sesuatu seperti halnya bila ia membaca buku atau mendengar musik.








Sabtu, 21 September 2013

Definisi Motivasi Belajar Siswa Menurut Para Ahli

Definisi Motivasi Belajar Siswa :




  • Dalam buku psikologi pendidikan Drs. M. Dalyono memaparkan bahwa “motivasi adalah daya penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar” (Dalyono, 2005: 55).

  • Dalam bukunya Ngalim Purwanto, Sartain mengatakan bahwa motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive). Tujuan adalah yang membatasi/menentukan tingkah laku organisme itu (Ngalim Purwanto, 2007 : 61).




Dengan demikian motivasi dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan untuk terjadinya percepatan dalam mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran secara khusus.

Belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan sarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara oleh suatu hal (Nasution, dkk: 1992: 3).




  • Belajar adalah suatu proses yamg ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan dalam diri seseorang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu (Sudjana,2002 :280).

  • Djamarah mengemukakan bahwa belajar adalah “suatu aktifitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari” (Djamarah,1991:19-21)




Sedangkan




  • menurut Slameto belajar adalah ”merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 2003 : 2).




Belajar merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk mendapat dari bahan yang dipelajari dan adanya perubahan dalam diri seseorang baik itu pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan tingkah lakunya.

Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.





Pengertian Media massa


Pengertian Media massa (Televisi, Koran, internet)

Media massa adalah suatu alat yang digunakan seseorang untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat luas atau banyak. Media massa merupakan media yang selalu mendapat perhatian dari masyarakat luas. Kehidupan manusia pada masa sekarang ini hampi tidak pernah lepas dari media massa baik itu televisi, koran,,atau pun internet. Setiap manusia dapat dipastikan selalu berhubungan dengan media massa.

Jumat, 20 September 2013

Pendapat Sistem Informasi Menurut para ahli


Ada berbagai definisi tentang sistem informasi menurut para ahli diantaranya :




  1. Menurut Alter (1992) Sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.

  2. Menurut Bodnar dan Hopwood (1993) sistem informasi adalah kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna.

  3. Menurut Gelinas, Oram dan Wiggins (1990) sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri atas kumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluar-an kepada para pemakai.

  4. Menurut Hall (2001) Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikelompokan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan pada pemakai.

  5. Menurut Turban, McLean, dan Wetherbe (1999) sistem informasi adalah sebuah sistem informasi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik.

  6. Menurut Wilkinson (1992) sistem informasi adalah kerangka kerja yang mengkordinasikan sumber daya (manusia, komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan.







Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa


sistem informasi adalah mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, dan prosedur kerja, ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi, dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan.


Rabu, 18 September 2013

Cara mudah menulis Jurnal Ilmiah

Dalam menulis jurnal ilmiah ada banyak cara dan panduan yang digunakan untuk mempermudah. Namun disini saya akan menjelaskan langkah-langkah membuat jurnal secara mendetail untuk lebih mudah dipahami.

Dalam membuat jurnal Ilmiah berikut adalah langkah-langkahnya:




  1. Judul

  2. jurnal ilmiah itu harus memiliki judul yang jelas. Dengan membaca judul, akan sangat memudahkan pembaca untuk mengetahui pokok penting dalam jurnal tanpa harus membaca secara keseluruhan dari isi jurnal tersebut
  3. Abstrak

  4. Abstrak adalah rangkuman penting dari skripsi atau kawrya ilmiah. abstrak biasanya di tulis setelah judul dari jurnal
  5. Pendahuluan

  6. Pendahuluan pada jurnal adalah kata-kata pengantar dari jurnal. jika anda kesulitan maka anda cukup mengambil sebagian dari pendahuluan skripsi. copy paste saja
  7. Bahan dan metode

  8.  Bahan dan metode pada jurnal ilmiah biasanya menuliskan metode penelitian anda.
  9. Hasil

  10. Hasil pada jurnal Ilmiah adalah rangkuman dari Hasil penelitian anda
  11. Pembahasan

  12. Berisikan pembahasan skripsi
  13. Kesimpulan 

  14. Kesimpulan dari skripsi anda, copy paste saja yang penting menurut anda dari skripsi anda.
  15. Daftar Pustaka

  16. Berisikan Daftar Pustaka . Copy paste saja daftar pustaka yang ada pada skripsi anda.

    Semoga artikel cara membuat jurnal Ilmiah ini bisa membantu anda. Jika ada yang ingin ditanyakan cukup dengan meninggalkan komentar anda.Terimasih


    Selasa, 17 September 2013

    JUDUL SKRIPSI UNTUK PENDIDIKAN GEOGRAFI TERBARU


    toga










    1. KAJIAN HUTAN WISATA TANGKOKO DALAM KAITANNYA DENGAN PENDAPATAN TAMBAHAN MASYARAKAT KELURAHAN BATUPUTIH KECAMATAN RANOWULU


    2. KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI CENGKIH DI DESA SERETAN KECAMATAN LEMBEAN TIMUR

    3. Pengaruh Musim Terhadap Pendapatan Nelayan Di Desa Ongkaw Kecamatan Sinonsa yang Kabupaten Minahasa selatan.

    4. PENGARUH PENGUASAAN BAHAN PEMBELAJARAN GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS GEOGRAFI DI SMP NEGERI 3 DIMEMBE KABUPATEN MINAHASA UTARA PROPINSI SULAWESI UTARA

    5. Dampak Pertumbuhan Penduduk Terhadap Lahan Pertanian Di Kelurahan Tataaran II dan Kelurahan Tataaran Patar Kecamatan Tondano Selatan Kabupaten Minahasa

    6. Penerapan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Hasil belajar IPS Geografi di SMP Negeri 2 Kakas Kabupaten Minahasa

    7.  Efektivitas Penggunaan Model Humanistik Dalam Menigkatkan Hasil Belajar Geografi Pada Siswa SMA Negeri I Beo Kabupaten Kepulauan Talaud

    8. Penggunaan Model Pembelajaran Problem Solving (Pemecahan Masalah) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Geografi di SMA Kristen Diakonia Manado

    9. Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Geografi Kelas 7 SMP Kristen Getsemani Sario Kota Baru

    10. PENGGUNAAN MEDIA PETA DAN GLOBE DALAM PBM IPS UNTUK MENUNTASKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP SPEKTRUM MANADO

    11. Penggunaan Metode Inkuiri dalam Meningkatkan Hasil Belajar Geografi di SMA Kristen Diakonia Manado

    12. Penerapan Penggunaan Media Gambar Dalam Menuntaskan Belajar IPS di Sekolah Menengah Pertama Kristen Getsemani Sario Kota Baru Manado

    13. PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW II DALAM MENINGKATKAN KETUNTASAN BELAJAR IPS GEOGRAFI di SMP SPEKTRUM MALALAYANG MANADO

    14. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KATOLIK DON BOSCO BITUNG

    15.  PEMANFAATAN LABORATORIUM ALAM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI GEOGRAFI DI SMP NEGERI 10 WEDA SELATAN

    16. Efektivitas Penerapan Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Kelas VII Berdasarkan KTSP di SMP Negeri 6 Kakas

    17. PENGARUH KETERSEDIAANSUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X SMA NEGERI 1 MAWASANGKA

    18. PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS GEOGRAFI MELALUI PENGGUNAAN MODEL BASED LEARNING DI SMP NEGERI 2 KAKAS

    19. Penerapan Metode Inkuiri dengan Pendekatan Lingkungan dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Geografi di SMP Negeri IV Kanonang Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa

    20.  PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 KAKAS KABUPATEN MINAHASA

    21. Upaya Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Diskusi pada Mata Pelajaran IPS Geografi di SMP Negeri 4 Kawangkoan Kabupaten Minahasa

    22. Efektivitas Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Di SMA Negeri 1 Tidore (Meningkatkan Hasil Belajar Siswa)

    23. DAMPAK MIGRASI TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI KELURAHAN MAESA KECAMATAN TONDANO SELATAN KABUPATEN MINAHASA

    24.  PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (SPPKB) DALAM MENINGKATKAN PERAN AKTIF SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 9 KOTA TERNATE

    25. DAMPAK SAMPAH DI PESISIR PANTAI BULI KECAMATAN MABA KABUPATEN HALMAHERA TIMUR PROVINSI MALUKU UTARA




    Semoga Judul-Judul skripsi Pendidikan geografi diatas bisa bermanfaat dan membantu anda. Jangan lupa, kritik dan sarannya lewat komentar anda !

    JUDUL SKRIPSI UNTUK ILMU HUKUM TERBARU






    1. STUDI TENTANG PROSES PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH MELALUI PEWARISAN DI KECAMATAN MELONGUANE KABUPATEN TALAUD


    2. PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SD GEMIM BATU PUTIH KOTA BITUNG

    3. Eksistensi Pidana Denda dalam Konteks Pemidanaan di Indonesia

    4. Tinjauan Yuridis Terhadap Objek Jaminan Fidusia

    5. Analisis Hukum Tentang Pembuktian Tindak Pidana Melalui Short Message Service Berdasarkan KUHAP

    6. KAJIAN YURIDIS TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI INDONESIA

    7. STUDI TENTANG ALAT BUKTI KETERANGAN TERDAKWA

    8. STUDI TENTANG PENERAPAN PSIKOLOGI KRIMINAL PADA PEMERIKSAAN TINGKAT PENYIDIKAN

    9. Kajian Hukum Tentang Tanggung Jawab Pemerintah Terhadap Perlindungan Anak Terlantar

    10. PERANAN MUTUAL LEGAL ASSISTANCE DALAM MENANGGULANGI TRANSNATIONAL ORGANIZED CRIME DITINJAU DARI SEGI HUKUM INTERNASIONAL

    11. Kajian Yuridis Tentang Penerapan Diskresi Dalam Penegakan Hukum Pidana di Indonesia

    12. Penegakan Hukum Terhadap Kendaraan Yang Melebihi Muatan Dihubungkan Dengan UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

    13. Kajian Hukum Terhadap Kealpaan Pengemudi Yang Mengakibatkan Kecelakaan

    14. STUDI TENTANG PROSES PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH MELALUI PEWARISAN DI KECAMATAN MELONGUANE KABUPATEN TALAUD

    15. STUDI TENTANG PENYALAHGUNAAN KEKUASAAN PEMERINTAHAN

    16. STUDI TENTANG PERALIHAN HAK-HAK ATAS TANAH DALAM DIMENSI HUKUM JAMINAN

    17. KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA DI BAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI OLEH NOTARIS

    18. EKSISTENSI BERKAS PERKARA DALAM PROSES PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA

    19. UPAYA PEMERINTAH DALAM PENANGGULANGAN KEJAHATAN TERHADAP INFORMASI DAN TRANSAKSI ELETRONIK (KAJIAN NORMATIF YURIDIS)

    20. Studi Tentang Tugas Dan Wewenang Hakim Dalam Proses Penyelesaian Perkara Pidana

    21. STUDI TENTANG PERALIHAN HAK ATAS TANAH DI INDONESIA

    22. OPTIMALISASI PERAN KEJAKSAAN DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

    23. STUDI TENTANG KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DITINJAU DARI HAK ASASI MANUSIA

    24. studi tentang eksistensi hukum humaniter

    25. Tinjauan Yuridis Tentang Fungsi Kepolisian Dalam Kaitannya Dengan Sistem Peradilan Pidana Di Indonesia


    KUMPULAN JUDUL SKRIPSI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA


    toga


    Jika anda ingin mendapatkan atau memiliki Toga maka anda harus melewati wisuda. Untuk Membuat anda wisuda maka anda harus melewati ujian sarjana atau ujian komprehensif. Dalam Ujian kompre biasanya akan diuji skripsi atau makalah. dibawah ada beberapa Judul skripsi untuk Pendidikan TEKNIK elektro semoga bisa membantu anda.




    1. HUBUNGAN KREATIVITAS DAN KEMANDIRIAN SISWA DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN T.I.K DI SMP NEGERI 1 SIAU TIMUR


    2. PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TKJ DI SMK NEGERI I AIRMADIDI

    3. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DENGAN MEDIA LCD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KKPI SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 AIRMADIDI

    4. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENERAPAPKAN FUNGSI PERIPHERAL DAN INSTALASI PC SISWA KELAS X TKJ SMK N 1 PUSOMAEN

    5. PENGARUH KETRAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMK NEGERI 2 MANADO

    6. PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 1 KABARUAN

    7. PENERAPANMODEL PEMBELAJARAN PBL(PROBLEM BASED LEARNING) PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELARAN TIK KELAS X G SMA NEGERI 1 TONDANO

    8. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KKPI DI KELAS XI SMK KATOLIK ST FAMILIA TOMOHON

    9. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENTS TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN KKPI KELAS XII TKJ DI SMK N 1 SULUUN

    10. HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN, FASILITAS BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR KKPI SISWA KELAS X SMK KRISTEN 2 TOMOHON

    11. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DAN NHT TERHADAP HASIL BELAJAR KKPI DENGAN MENGONTROL KEMAMPUAN AWAL SISWA DI SMK YPKM MANADO

    12. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KKPI SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 TOMOHON

    13. HUBUNGAN KREATIVITAS DAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR KKPI SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 AIRMADIDI

    14. PENERAPAN MEDIA AUGMENTED REALITY DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATAPELAJARAN TEKNIK MENGAMBIL GAMBAR SISWA KELAS X MULTIMEDIA DI SMK NEGERI 1 TOMBULU

    15. HUBUNGAN SIKAP ASERTIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR TIK SMA NEGERI 1 TUTUYAN

    16. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Proses Instalasi Sistem Operasi melalui Pembelajaran Tutor Sebaya dengan CD Tutorial Siswa Kelas X TKJ 3 SMK Negeri 2 Bitung

    17. HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMA KATOLIK SANTA ROSA de LIMA TONDANO

    18. PENGARUH SIKAP ASERTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA KATOLIK SANTA ROSA DE LIMA TONDANO

    19. PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MEDIA KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR TIK SISWA KELAS VII SMP N 2 LIRUNG

    20. Hubungan Antara Kemampuan Praktek Siswa Jurusan Mesin Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pengelasan

    21. PENGARUH LINGKUNGAN MASYARAKAT DAN MINAT PESERTA DIDIK TERHADAP PEMILIHAN BIDANG KOMPETENSI KEAHLIAN TKJ DI SMK KRISTEN 2 TOMOHON

    22. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN “TEAM GAMES TOURNAMENT” (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR JARINGAN KOMPUTER SISWA KELAS XI TKJ DI SMK NEGERI 1 TOMOHON

    23. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PEMAHAMAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK II SMK KRISTEN 1 TOMOHON

    24. HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP CARA MENGAJAR GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI SMP KRISTEN ZAITUN MANADO

    25. PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TIK SISWA SMK NEGERI 1 TAMAKO


    Sabtu, 14 September 2013

    Aspek Minat menurut Hurlock

    Minat terbagi menjadi 3 aspek menurut Hurlock (2004 : 117) yaitu :


    1. Aspek Kognitif (berpikir)
      Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang perrnah dipelajari baik dirumah, sekolah dan masyarakat serta dari berbagai jenis media massa.

    2. Aspek Afektif (sikap)
      Konsep yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.

    3. Aspek Psikomotor (berbuat)
      Tindakan nyata berdasarkan kognitif dan afektifitas


    Kamis, 05 September 2013

    Persepsi Tentang Motivasi Guru

    Sebelum kita mengetahui lebih jauh "apa itu tentang motivasi guru ?" maka kita harus terlebih dulu mengetahui pengertian persepsi dan motivasi.

    a. Persepsi

    Dengan menggunakan alat indera yang dimiliki, individu mengenali dunia luar. Melalui proses penginderaan memunculkan persepsi pada diri individu, sehingga individu mengamati dan menghayati atau memberi arti terhadap semua stimulus yang datang.

    Menurut Walgito (2002:70) persepsi merupakan proses pengorganisasian, penginterprestasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti. Shadily (1991:66) persepsi adalah proses mental yang menghasilkan bayangan pada diri individu sehigga dapat mengenal suatu objek dengan jalan asosiasi dengan suatu ingatan tertentu, baik secara indera penglihatan, indera perabaan, indera pendengaran, dan sebagaimananya sehingga akhirnya bayangan itu dapat disadari.

    Menurut Sudarsono (1997:175) merupakan kemampuan memahami atau menanggapi, pengamatan, pandangan, proses untuk mengingat atau mengidentifikasi sesuatu dengan kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan yang ditangkap oleh indera kita. Rahmat (2003:51) manyatakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

    Menurut Drs. Slameto (2010:102) persepsi adalah proses menyangkut pesan atau informasi kedalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilkukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa dan pencium. Menurut Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti.

    Gibson, dkk (1989) dalam buku Organisasi Dan Manajemen Perilaku, Struktur; memberikan definisi persepsi adalah proses kognitif yang dipergunakan oleh individu untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya (terhadap obyek). Gibson juga menjelaskan bahwa persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu. Oleh karena itu, setiap individu memberikan arti kepada stimulus secara berbeda meskipun objeknya sama. Cara individu melihat situasi seringkali lebih penting daripada situasi itu sendiri.



    b. Motivasi

    Berbicara motivasi tidak terlepas dari kata motif. Secara morfologi, Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan pengertian motif dan motivasi sebagai berikut: Motif adalah kata benda yang artinya pendorong, sedangkan motivasi adalah kata kerja yang artinya mendorong.

    Menurut Syaodih (Riduwan 2011:200) membedakan pengertian motif dan motivasi sebagai berikut: motif merupakan suatu tenaga yang mendorong atau menggerakan individu untuk bertindak mencapai tujuan dan motivasi merupakan suatu kondisi yang tercipta atau diciptakan sehingga membangkitkan atau memperbesar motif pada seseorang.

    Sardiman (Riduwan 2011:200) mengemukakan motif adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motif juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Sedangkan motivasi diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motivasi dapat juga dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu.

    Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan dildalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata motif, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Menurut Mc. Donald (Sardiman, 2011:73) menyatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

    Jadi persepsi siswa tentang motivasi guru merupakan kesan siswa atau proses penerimaan siswa terhadap dorongan yang diberikan guru



    sumber: skripsi mahasiswa UNIMA




    Minggu, 01 September 2013

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian

    Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemandirian pada remaja menurut Masrun, (1986:4) yaitu:

    a. Usia.

    Pengaruh dari orang lain akan berkurang secara perlahan-lahan pada saat anak menginjak usia lebih tinggi. Pada usia remaja mereka lebih berorientasi internal, karena percaya bahwa peristiwa-peristiwa dalam hidupnya ditentukan oleh tindakannya sendiri. Anak-anak akan lebih tergantung pada orang tuanya, tetapi ketergantungan itu lambat laun akan berkurang sesuai dengan bertambahnya usia.

    b. Jenis kelamin.

    Keinginan untuk berdiri sendiri dan mewujudkan dirinya sendiri merupakan kecenderungan yang ada pada setiap remaja. Perbedaan sifatsifat yang dimiliki oleh pria dan wanita disebabkan oleh perbedaan pribadi individu yang diberikan pada anak pria dan wanita. Dan perbedaan jasmani yang menyolok antara pria dan wanita secara psikis menyebabkan orang beranggapan bahwa perbedaan kemandirian antara pria dan wanita.

    c. Konsep diri.

    Konsep diri yang positif mendukung adanya perasaan yang kompeten pada individu untuk menentukan langkah yang diambil. Bagaimana individu tersebut memandang dan menilai keseluruhan dirinya atau menentukan sejauh mana pribadi individualnya. Mereka yang mmandang dan menilai dirinya mampu, cenderung memiliki kemandirian dan sebaliknya mereka yang memandang dan menilai dirinya sendiri kurang atau cenderung menggantungkan dirinya pada orang lain.

    d. Pendidikan.

    Semakin bertambahnya pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang, kemungkinan untuk mencoba sesuatu baru semakin besar, sehingga orang akan lebih kreatif dan memiliki kemampuan. Dengan belajar seseorang dapat mewujudkan dirinya sendiri sehingga orang memiliki keinginan sesuatu secara tepat tanpa tergantung dengan orang lain.

    e. Keluarga.

    Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam melatarkan dasar-dasar kepribadian seorang anak, demikian pula dalam pembentukan kemandirian pada diri seseorang.

    f. Interaksisosial.

    Kemampuan remaja dalam berinteraksi dengan lingkungan social serta mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik akan mendukung perilaku remaja yang bertanggung jawab, mempunyai perasaan aman dan mampu menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi dengan baik tidak mudah menyerah akan mendukung untuk berperilaku mandiri.

    Dari uraian tersebut  maka dapat disimpulkan bahwa dalam mencapai kemandirian seseorang tidak dapat terlepas dari faktor-faktor yang mendasari terbentuknya kemandirian itu sendiri. faktor-faktor ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan yang selanjutnya akan menentukan seberapa jauh seorang individu bersikap dan berpikir cara mandiri dalam menjalani kehidupan lebih lanjut




    Ciri-Ciri Kemandirian menurut para ahli

    Ciri-Ciri Kemandirian.

    Kemandirian mempunyai ciri-ciri yang beragam, banyak dari para ahli yang berpendapat mengenai ciri-ciri kemandirian.

    1. Menurut Gilmore dalam Chabib Thoha (1993:123) merumuskan ciri kemandirian itu meliputi:

    a. Ada rasa tanggung jawab.

    b. Memiliki pertimbangan dalam menilai problem yang dihadapi secara intelegen.

    c. Adanya perasaan aman bila memiliki pendapat yang berbeda dengan orang lain.

    d. Adanya sikap kreatif sehingga menghasilkan ide yang berguna bagi orang lain.



    2. Ciri-ciri kemandirian menurut Lindzey & Ritter, 1975 dalam Hasan Basri (2000:56) berpendapat bahwa individu yang maniri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

    a. Menunjukan inisiatif dan berusaha untuk mengejar prestasi.

    b. Secara relative jarang mencari pertolongan pada orang lain.

    c. Menunjukan rasa percaya diri.

    d. Mempunyai rasa ingin menonjol.



    3. Sejalan dengan dua pendapat dari ahli diatas, Antonius (2001:145) mengemukakan bahwa cirri-ciri mandiri adalah sebagai berikut :

    a. Percaya diri.

    b. Mampu bekerja sendiri.

    c. Menguasai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan kerjanya.

    d. Menghargai waktu.

    e. Tanggung jawab.




    Setelah melihat ciri-ciri kemandirian yang dikemukakan dari beberapa pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kemandirian tersebut antara lain:

    a. Individu yang berinisiatif dalam segala hal.

    b. Mampu mengerjakan tugas rutin yang dipertanggungjawabkan padanya, tanpa mencari pertolongan dari         orang lain.

    c. Memperoleh kepuasan dari pekerjaannya.

    d. Mampu mengatasi rintangan yang dihadapi dalam mencapai kesuksesan.

    e. Mampu berpikir secara kritis, kreatif dan inovatif terhadap tugas dan kegiatan yang dihadapi .

    f.      Tidak merasa rendah diri apabila berbeda pendapat dengan orang lain, dan merasa senang karena dia           berani mengemukakan pendapatnya walaupun nantinya berbeda dengan orang lain


    Pengertian Kemandirian menurut para ahli

    Pengertian Kemandirian menurut Masrun (1986:8), kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun berpikir dan bertindak original/kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

    Pengertian mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan tanpa meminta atau tergantung pada orang lain. Mandiri adalah dimana seseorang mau dan mampu mewujudkan kehendak/keinginan dirinya yang terlihat dalam tindakan/perbuatan nyata guna menghasilkan sesuatu (barang/jasa) demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya (Antonius,2002:145). Kemandirian secara psikologis dan mentalis yaitu keadaan seseorang yang dalam kehidupannya mampu memutuskan dan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan dari orang lain. Kemampuan demikian hanya mungkin dimiliki jika seseorang berkemampuan memikirkan dengan seksama tentang sesuatu yang dikerjakannya atau diputuskannya, baik dalam segi-segi manfaat atau keuntungannya, maupun segi-segi negatif dan kerugian yang akan dialaminya (Hasan Basri,2000:53). Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar berhasil sesuai keinginan dirinya maka diperlukan adanya kemandirian yang kuat.

    Pengertian Kemandirian menurut Brawer dalam Chabib Toha (1993:121), kemandirian adalah suatu perasaan otonomi, sehingga pengertian perilaku mandiri adalah suatu kepercayaan diri sendiri, dan perasaan otonomi diartikan sebagai perilaku yang terdapat dalam diri seseorang yang timbul karena kekuatan dan dorongan dari dalam diri seseorang yang timbul karena kekuatan dorongan dari dalam tidak karena terpengaruh oleh orang lain.

    Pengertian Kemandirian menurut Kartini Kartono (1985:21), kemandirian seseorang terlihat pada waktu orang tersebut menghadapi masalah. Bila masalah itu dapat diselesaikan sendiri tanpa meminta bantuan dari orang tua dan akan bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang telah diambil melalui berbagai pertimbangan maka hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut mampu untuk mandiri.




    Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kemandirian merupakan sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan kemampuan mengatur diri sendiri, sesuai dengan hak dan kewajibannya sehingga dapat menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang dihadapi tanpa meminta bantuan atau tergantung dari orang lain dan dapat menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang dihadapi tanpa meminta bantuan atau tergantung dari orang lain dan dapat bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang telah diambil melalui berbagai pertimbangan sebelumnya. sebelumnya

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas



    kreativitas



    Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas menurut Rogers  (dalam Munandar, 1999) adalah:

    1. Faktor internal individu.

    Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu yang dapat mempengaruhi kreativitas, diantaranya :

    a. Keterbukaan terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar atau dalam individu. Keterbukaan terhadap pengalaman adalah kemampuan menerima segala sumber informasi dari pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa adanya, tanpa ada usaha defense, tanpa kekakuan terhadap pengalaman-pengalaman tersebut. Dengan demikian individu kreatif adalah individu yang mampu menerima perbedaan.

    b. Evaluasi internal, yaitu kemampuan individu dalam menilai produk yang dihasilkan ciptaan seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri, bukan karena kritik dan pujian dari orang lain. Walaupun demikian individu tidak tertutup dari kemungkinan masukan dan kritikan dari orang lain.

    c. Kemampuan untuk bermaian dan mengadakan eksplorasi terhadap unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep atau membentuk kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.



    2. Faktor eksternal (Lingkungan).

     Faktor eksternal (lingkungan) yang dapat mempengaruhi kreativitas individu adalah lingkungan kebudayaan yang mengandung keamanan dan kebebasan psikologis. Peran kondisi lingkungan mencakup lingkungan dalam arti kata luas yaitu masyarakat dan kebudayaan. Kebudayaan dapat mengembangkan kreativitas jika kebudayaan itu memberi kesempatan adil bagi pengembangan kreativitas potensial yang dimiliki anggota masyarakat. Adanya kebudayaan creativogenic, yaitu kebudayaan yang memupuk dan mengembangkan kreativitas dalam masyarakat, antara lain : tersedianya sarana kebudayaan, misal ada peralatan, bahan dan media, adanya keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan bagi semua lapisan masyarakat,  menekankan pada becoming dan tidak hanya being, artinya tidak menekankan pada kepentingan untuk masa sekarang melainkan berorientasi pada masa mendatang,memberi kebebasan terhadap semua warga negara tanpa diskriminasi, terutama jenis kelamin,adanya kebebasan setelah pengalamn tekanan dan tindakan keras, artinya setelah kemerdekaan diperoleh dan kebebasan dapat dinikmati,keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan yang berbeda,adanya toleransi terhadap pandangan yang berbeda,adanya interaksi antara individu yang berhasil, dan  adanya insentif dan penghargaan bagi hasil karya kreatif. Sedangkan lingkungan dalam arti sempit yaitu keluarga dan lembaga pendidikan. Di dalam lingkungan keluarga orang tua adalah pemegang otoritas, sehingga peranannya sangat menentukan pembentukan krativitas anak. Lingkungan pendidikan cukup besar pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir anak didik untuk menghasilkan produk kreativitas, yaitu berasal dari pendidik.

    Selain itu Hurlock (1993), mengatakan ada enam faktor yang menyebabkan munculnya variasi kreativitas yang dimiliki individu, yaitu:

    a. Jenis kelamin.

    Anak laki-laki menunjukkan kreativitas yang lebih besar dari anak perempuan, terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Untuk sebagian besar hal ini disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap anak laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-laki diberi kesempatan untuk mandiri, didesak oleh teman sebaya untuk lebih mengambil resiko dan didorong oleh para orangtua dan guru untuk lebih menunjukkan inisiatif dan orisinalitas.

    b. Status sosioekonomi.

    Anak dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif dari anak kelompok yang lebih rendah. Lingkungan anak kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi memberi lebih banyak kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan bagi kreativitas.

    c. Urutan kelahiran.

    Anak dari berbgai urutan kelahiran menunjukkan tingkat kreativitas yang berbeda. Perbedaan ini lebih menekankan pada lingkungan daripada bawaan. Anak yang lahir ditengah, belakang dan anak tunggal mungkin memiliki kreativitas yang tinggi dari pada anak pertama. Umumnya anak yang lahir pertama lebih ditekan untuk menyesuaikan diri dengan harapan orangtua, tekanan ini lebih mendorong anak untuk menjadi anak yang penurut daripada pencipta.

    d. Ukuran keluarga.

    Anak dari keluarga kecil bilamana kondisi lain sama cenderung lebih kreatif daripada anak dari keluarga besar. Dalam keluarga besar cara mendidik anak yang otoriter dan kondisi sosiekonomi kurang menguntungkan mungkin lebih mempengaruhi dan menghalangi perkembangan kreativitas.

    e. Lingkungan.

    Anak dari lingkungan kota cenderung lebih kreatif dari anak lingkungan pedesaan.

    f. Intelegensi.

    Setiap anak yang lebih pandai menunjukkan kreativitas yang lebih besar daripada anak yang kurang pandai. Mereka mempunyai lebih banyak gagasan baru untuk menangani suasana sosial dan mampu merumuskan lebih banyak penyelesaian bagi konflik tersebut.





    Ciri-Ciri Kreativitas


    kreativitas



    Ada beberapa ciri-ciri kreativitas yang dimiliki oleh individu yang kreatif. Guilford (dalam Munandar, 1992) membedakan antara ciri kognitf (aptitude) dan ciri afektif (non-aptitude) yang berhubungan dengan kreativitas. Ciri-ciri kognitif (aptitude) ialah ciri-ciri yang berhubungan dengan kognisi, proses berpikir yang meliputi kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan orisinilitas dalam bepikir dan elaboration (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan.Sedangkan ciri-ciri afektif (non-aptitude) ialah ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan yang meliputi rasa ingin tahu, bersifat imajinatif, merasa tertantang oleh kemajemukan, sifat berani mengambil resiko dan sifat menghargai. Kedua jenis ciri-ciri kreativitas itu diperlukan agar perilaku kreatif dapat terwujud.



    Kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kreatif (divergen) dan memiliki lima ciri kognitif, yaitu kemampuan berpikir secara lancar (fluency), berpikir luwes (flexibelity), orisinilitas (originality), kemampuan menilai (evaluation) dan kemampuan memperinci/mendalam (elaboration).


    1. Kemampuan berikir secara lancar (fluency).

      Kemampuan berikir secara lancar adalah kemampuan untuk melahirkan banyaknya ide dan gagasan, mengemukakan banyaknya cara untuk melakukan berbagai hal serta mencari banyak kemungkinan alternatif jawaban dan penyelesaian masalah.

    2. Kemampuan berpikir luwes atau fleksibel (flexibility).

      Kemampuan berpikir luwes atau fleksibel adalah kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam mengatasi persoalan, orang yang kreatif adalah orang yang kreatif dalam berpikir, mereka dapat dengan mudah meninggalkan cara berpikir yang lama dan menggantikan dengan cara berpikir yang baru. Diperlukan kemampuan untuk tidak terpaku pada pola pemikiran yang lama. Hal ini bisa dilakukan dengan fleksibilitas yang spontan dan adaptif. Fleksibilitas spontan adalah kemampuan untuk menyampaikan berbagai macam ide tentang apa saja tanpa rasa takut salah. Sedangkan fleksibilitas adaptif adalah kemampuan untuk menyampaikan berbagai macam ide tentang apa saja tetapi masih memperhatikan kebenaran ide tersebut. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik dalam memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap suatu gambar, cerita atau masalah, menerapkan suatu konsep dengan cara yang berbeda-beda, memberi pertimbangan terhadap situasi, yang berbeda dari yang diberikan orang lain, dalam membahas atau mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai posisi yang berbeda atau bertentangan dari mayoritas kelompok. Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikannya, mampu mengubah arah berpikir secara spontan.

    3. Kemampuan berpikir orisinal (originality).

      Kemampuan berpikir orisinal Merupakan kemampuan untuk melahirkan ide-ide atau gagasan-gagasan dan mebuat kombinasi-kombinasi yang sifatnya baru dan unik, menggunakan cara yang tidak lazim dalam mengungkapkan diri, dan mampu mencari berbagai kemungkinan pemecahan masalah dengan cara-cara yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik dalam memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain, mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru, memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain, setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan penyelesain yang baru, memberikan warna-warna yang tegas dan berbeda dengan keadaan aslinya dalam menggambar atau sering mempertanyakan mengapa sesuatu hal harus dilakukan dengan suatu cara dan bukan dengan cara lain.

    4. Kemampuan menilai (evaluation).

      Kemampuan menilai adalah Merupakan kemampuan untuk membuat penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, atau suatu tindakan itu bijaksana serta tidak hanya mencetuskan gagasan saja tetapi juga melaksanakannya. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik dalam memberi pertimbangan atas dasar sudut pandangnya sendiri, menentukan pendapat sendiri mengenai suatu hal, menganalisa masalah atau penyesalan secara kritis dengan selalu menanyakan ”Mengapa?”, mempunyai alasan rasional yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mencapai suatu keputusan, merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang tercetus, pada waktu tertentu tidak menghasilkan gagasan-gagasan tetapi menjadi peneliti atau penilai yang kritis, menentukan pendapat dan bertahan terhadapnya.

    5. Kemampuan memperinci (elaboration).

      Kemampuan memperinci Merupakan kemampuan untuk memperkaya atau mengembangkan suatu ide, gagasan atau produk dan kemampuan untuk memperinci suatu obyek gagasan dan situasi sehingga tidak hanya menjadi lebih menarik. Cirri-ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik dalam mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci, mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain, mencoba atau menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan ditempuh, mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau sederhana, menambahkan garis-garis, warna-warna dan detil-detil (bagian-bagian) terhadap gambarnya sendiri atau gambar orang lain.




    Ciri-ciri afektif dari kreativitas merupakan ciri-ciri yang berhubungan dengan sikap mental atau perasaan individu. Ciri-ciri afketif ini saling berhubungan dan saling mempengaruhi dengan ciri-ciri kognitif. Kreativitas yang berkaitan dengan sikap dan perasaan seseorang. Ada beberapa ciri-ciri afektif, yaitu:




    1. Rasa ingin tahu.
      Selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, misalnya: selalu bertanya, memperhatikan banyak hal, peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui atau meneliti. Ada beberapa perilaku peserta didik yang mencerminkan rasa ingin tahu, misalnya sering mempertanyakan segala sesuatu, senang menjajaki buku-buku, peta-peta, gambar-gambar, dan sebagainya untuk mencari gagasangagasan baru, menggunakan semua pancainderanya untuk mengenal, tidak takut menjajaki bidang-bidang baru, ingin mengamati perubahan-perubahan dari hal-hal atau kejadian-kejadian.

    2. Bersifat imajinatif/fantasi.
      Mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak atau belum pernah terjadi dan menggunakan daya khayal namun dapat membedakan mana khayalan dan mana yang kenyataan. Perilaku yang terlihat pada siswa biasanya berupa memikirkan atau membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi, memikirkan bagaimana jika melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan orang lain, meramalkan apa yang akan dikatakan atau dilakukan orang lain, mempunyai firasat tentang sesuatu yang belum terjadi, melihat hal-hal dalam suatu gambar yang tidak dilihat orang lain, membuat cerita tentang tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi atau tentang kejadian-kejadian yang belum pernah dialami.

    3. Merasa tertantang oleh kemajemukan.
      Mempunyai dorongan untuk mengatasi masalah-masalah yang sulit, merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit serta lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit. Perilaku anak didik yang mencerminkan sikap tertantang oleh kemajemukan, adalah menggunakan gagasan atau masalah-masalah yang rumit, melibatkan diri dalam tugas-tugas yang majemuk, tertantang oleh situasi yang tidak dapat diramalkan keadaannya, mencari penyelesaian tanpa bantuan orang lain, tidak cenderung mencari jalan tergampang, berusaha terus-menerus agar berhasil, mencari jawaban-jawaban yang lebih sulit atau rumit daripada menerima yang mudah, dan senang menjajaki jalan yang lebih rumit.

    4. Sifat berani mengambil risiko (tidak takut membuat kesalahan).
      Berani mempunyai pendapat meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat kritik dari orang lain. Perilaku anak didik yang memiliki sifat berani dalam mengambil risiko adalah berani mempertahankan gagasan-gagasan atau pendapatnya walaupun mendapatkan tantangan atau kritik, bersedia mengakui kesalahan-kesalahannya, berani menerima tugas yang sulit meskipun ada kemungkinan gagal, berani mengajukan pertanyaan atau mengemukakan masalah yang tidak dikemukakan orang lain, tidak mudah dipengaruhi orang lain, melakukan hal-hal yang diyakini, meskipun tidak disetujui sebagian orang, berani mencoba hal-hal baru, berani mengakui kegagalan dan berusaha lagi.

    5. Sifat menghargai.
      Kemampuan untuk dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup, menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang. Perilaku anak didik yang memiliki sifat menghargai adalah menghargai hak-hak sendiri dan orang lain, menghargai diri sendiri dan prestasi sendiri, menghargai makna orang lain, menghargai keluarga, sekolah lembaga pendidikan lainnya serta teman-teman, menghargai kebebasan tetapi tahu bahwa kebebasan menuntut tanggung jawab, tahu apa yang betul-betul penting dalam hidup, menghargai kesempatan-kesempatan yang diberikan, senang dengan penghargaan terhadap dirinya







    Pengertian lengkap Kreativitas

    Kreativitas merupakan bagian dari tujuan yang sulit dan menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Perbedaan ini terletak pada definisi kreativitas, criteria perilaku kreativitas, proses kreatif, hubungan kreativitas dan intelegensi, karakteristik orang kreatif, korelat-korelat kreativitas, dan upaya untuk mengembangkan kreativitas.

    Kreativitas didefinisikan berbeda-beda sehingga pengertian kreativitas tergantung pada bagaimana orang mendefinisikannya. Hal ini menurut Supriyadi ( 1994 : 6 ) disebabkan karena dua alasan :Sebagai konstruk hipotesis, merupakan ranah psikologis yang kompleks dan multidimensional, yang mengandung berbagai tafsiran yang beragam. Definisi-definisi kreativitas memberikan tekanan yang berbeda-beda tergantung dari dasar pembuat definisi.

    Berdasarkan penekananya dimensi-dimensi kreativitas dapat dibedakan ke dalam dimensi person yang dikemukakan oleh Guilford, dimensi proses yang ditekankan oleh Barron nan doimensi press (penekanan) yang dikemukakan Amabile.



    pengertian kreativitas menurut Munandar  (1985;47) adalah disini dia mengemukakan bahwa “Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada”.

    Hal ini mengandung arti bahwa data, informasi atau unsur-unsur yang ada sudah dikenal sebelumnya, semua pengalaman yang sudah diperoleh baik selama di bangku sekolah maupun yang dipelajari dalam keluarga atau masyarakat.

    Dengan demikian menjadi jelas, bahwa makin banyak pengalaman dan pengetahuan dimiliki seseorang semakin memungkinkan dia memanfaatkan dan menggunakan segala pengalaman dan pengetahuan tersebut untuk bersibuk diri secara kreatif. Hasil-hasil karya yang kreatif tidak timbul begitu saja tetapi membutuhkan persiapan. Seorang anak yang sedang belajar di bangku sekolah termasuk dalam masa persiapan. Demikian juga dengan semua data (pengalaman) memungkinkan seseorang menciptakan, yaitu dengan menggabung-gabungkan unsur-unsur menjadi suatu yang baru.

    Namun dengan demikian bukan berarti makin banyak pengalaman seseorang akan semakin ia kreatif. Pengalaman dan pengetahuan memberikan kemungkinan untuk menciptakan dan mampu membuat beberapa kombinasi baru dari beberapa hal yang ada. Suharsimi Arikunto ( 1990:133) mengatakan bahwa “hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati, dan dapat diukur.




    luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com